Subscribe

Add to Google Reader or Homepage

Powered By

Powered by FeedBurner

Powered by Blogger

Sunday, September 7, 2008

Jangan malas melamar pekerjaan

Capek beli koran hanya untuk mencari iklan lowongan kerja, capek browsing internet dan berkutat pada kata kunci "lowongan kerja terbaru" di Google. Dan lebih parah lagi capek membuat dan mengirim aplikasi/lamaran kerja ke perusahaan-perusahaan. Hal tersebut diatas wajar terjadi, tapi sungguh jangan pernah capek. Jenuh bolehlah, segera refreshing dan segera mulai lagi aktifitas mencari kerja. kenapa saya bilang begitu, karena kita tidak pernah tahu surat lamaran kerja yang ke berapa yang akhirnya bisa gol dan membuat kita bekerja pada sebuah perusahaan yang tepat.

Saya menulis ini karena mengalami sendiri dan telah membuktikannya. Saat setelah lulus kuliah, kondisi ekonomi Indonesia benar-benar terpuruk karena krismon (1998-1999). Lowongan kerja sepi , tapi masih ada. target saya waktu itu 1 minggu 5 surat lamaran saya kirim. Setiap akhir minggu saya evaluasi dan saya ubah format lamarannya , apabila tidak ada respon dari perusahaan yang saya kirimi. Pada surat lamaran yang ke 25 saya mulai bosan, tapi segera saya berfikir....siapa tahu keberhasilan saya pada surat lamaran yang ke 30 atau ke 40. dari situ saya semakin getol evaluasi dan mencari inovasi baru dalam membuat surat lamaran pekerjaan. Dan benarlah, pada surat lamaran yang ke 31 saya dipanggil oleh sebuah perusahaan PMA dan berhasil lulus tes sehingga dapat bekerja sesuai bidang saya. Sampai sekarang saya masih bekerja pada perusahaan tersebut dan merasa nyaman karena sesuai dengan bidang, juga karena reward berupa gaji juga tidak mengecewakan.

Nah bagi anda yang sumpek karena belum juga dapat kerja, jangan patah arang. Tetap hunting lowongan kerja, kirim surat lamaran dan evaluasi hasilnya. Jangan dan jangan mengirim surat lamaran dengan format yang itu-itu saja, kreatiflah. Inovasi surat lamaran anda dengan bahasa anda sehingga orang tidak bosan membacanya. Satu lagi jangan mudah terpengaruh oleh pendapat negatif yang akan melunturkan semangat anda, tetap berjuang.

Note:
posting ini untuk anda yang benar-benar hanya punya modal ijazah dan sedikit skill seperti saya dulu.

2 comments:

Anonymous said...

Bagaimana jika kasusnya kita lulusan dari jurusan yang sulit mendapatkan lowongan? "Jurusan agama", kalaupun ada, sangat langka... sekali untuk dijumpai... bahkan kita memberanikan diri (pe-de) datang langsung ke instansi (kantor) terkait menanyakan perihal lowongan kerja, namun hanya mendapatkan tanggapan (ikut tes CPNS saja...), selain itu, selebihnya (yang banyak) bukanlah lowongan dari keahlian/ bidang kita.. bagaimana tipsnya gan.. apakah kita harus kursus lagi dengan keahlian lain..

admin said...

Ane coba jawab ya gan, klo utk jurusan agama (ini konteksnya mis. jurusan PAI-Pendidikan Agama Islam) memang banyak gan kompetitornya, at least bukan berarti gak ada user yg berminat. Saran ane sih agan bikin listing nama madrasah entah MI,MTs atau MAN di kota agan dan sekitarnya. Gak perlu pilih2 dulu gan swasta negeri ditulis aja aja dulu. Trus Bikin resume yang beda yang kira2 user tertarik (sumbernya banyak di google-terutama website luar negeri). Coba search google dengan keyword= "how to write a resume that will land an interview". Nah setelah itu masukin ntu resume agan ke masing2 madrasah di list agan tadi. Gak usah pilih2 gan utk batu loncatan & pengalaman. Sering2 buka website kemenag untuk menggali info. Itu aja gan mungkin sedikit pendapat ane semoga berhasil gan